yaiBKTmbgM7PTj7T3_tP5fn_ei-NAK2LXsKVBKmS Apa jadinya kalau pendidikan finansial masuk kurikulum sekolah - Penamorf
Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Apa jadinya kalau pendidikan finansial masuk kurikulum sekolah

Penamorf - Halo sobat Pena! Bagaimana kabarmu? Semoga dalam keadaan sehat selalu dan tentunya dalam lindungan Tuhan.  Sekolah merupakan masa yang bisa dibilang menyenangkan. Disana kita sebagai belajar mengeksplor pengetahuan, bersosialisasi dengan teman,  mengembangkan bakat, dan menjadi jembatan untuk menggapai mimpi. 

Sistem pendidikan di Indonesia perlahan mulai membaik. Dulu bangku sekolah rasanya kurang interaktif. Bayangkan tidak ada diskusi sama sekali. Semua yang disampaikan oleh guru harus ditelan mentah-mentah. Padahal belum tentu apa yang disampaikan juga benar. 

Sekarang dengan adanya kurikulum terbaru, diskusi antara guru dan siswa semakin digencarkan. Tujuannya supaya lebih interaktif. Dan hal yang sangat disayangkan tidak ada pendidikan finansial. Dari dulu sepertinya pendidikan indonesia tidak pernah memasukan pendidikan finansial ke kurikulum sekolah. 

Bagaimana kalau  pendidikan finansial masuk ke  kurikulum sekolah? Mungkin ini jadinya : 

1. Sudah bisa memahami mana yang diprioritaskan

Anak sekolah memang lagi asiknya menghabiskan waktu bersama teman-teman. Jadi tak heran kadang nongkrong dimana saja asal ada temennya. Tapi kadang menghabiskan waktu ini cenderung konsumtif. Entah makan di kafe,  ngabisin duit di mall, dan lain-lain. 

Kalau pendidikan finansial sudah masuk ke sekolah. Ada kemungkinan mereka tahu mana yang bisa diprioritaskan. Misalkan mau beli laptop, sudah tahu bagaimana cara nabung beli laptop tanpa meminta 100% uang dari orang tua. 

2. Belajar budgeting

Kebanyakan anak jaman sekarang susah memahami dan mengaplikasikan yang namanya budgeting. Apa itu budgeting? Budgeting sendiri sama seperti penganggaran. Nah siswa sekolah sedini mungkin harus tahu apa itu penganggaran. Karena kedepannya ketika dewasa skill budgeting penting loh!

Penganggaran sendiri akan membagikan uang  ke beberapa jenis dana. Mulai dari dana tabungan, dana nongkrong, dana keperluan pribadi, dan dana investasi. Jadi ketika dewasa nanti tidak akan kaget ketika punya uang

3. Sudah tahu dana lebih baik untuk investasi

Investasi merupakan hal penting di era saat ini. Jika kamu tidak mengikuti berita tentang investasi bisa-bisa ketinggalan dan dana yang kamu milik berkurang karena inflasi. Akan menarik jika siswa sekolah belajar finansial, mungkin mereka bukan memilih untuk menabung di bank. 

Mereka akan kenal apa itu emas, reksadana, saham, dan lainnya. Kalau sudah tahu, siswa sekolah sepertinya akan memprioritaskan investasi ketimbang menabung

4. Kedepannya sudah tidak buta finansial

Buta finansial merupakan penyakit yang bakal menyerang dikala memiliki uang. Kalau anak sekolah sudah tahu bagaimana budgeting, investasi, skala  prioritas,mungkin kedepannya tidak buta finansial.  Mereka bisa jadi mandiri finansial di usia yang masih muda. 

5. Tahu resiko setiap produk-produk investasi

Masing-masing produk investasi pada dasarnya memiliki resikonya sendiri. Kalau pendidikan finansial sejak dini digalakan, apalagi disekolah. Kedepannya siswa sekolah bisa menganalisa resiko-resiko setiap jenis investasi. 

Misalkan resiko investasi saham. Harga saham sewaktu-waktu bisa turun atau bahkan naik drastis. Kalau investasi emas? investasi emas minim resiko, tetapi tidak direkomendasikan untuk jangka pendek. 

Melek finansial sejak dini akan lebih baik. Sangat disayangkan di Indonesia, pendidikan finansial belum masuk sekolah. Sudah waktunya para sarjana ekonomi, pakar investasi, ahli keuangan terjun untuk mendidik anak Indonesia paham dan cerdas secara finansial. 

Sekian dan Terimakasih,