Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Apa itu Digital Minimalism?

Digital Minimalism


Penamorf -  Digital minimalism bisa menjadi jawaban bagi kamu yang setiap harinya sibuk online tanpa tujuan yang jelas. 

Di era digital yang semuanya serba cepat, kadang informasi yang disampaikan belum tentu akurat dan tepat. 

Konsumsi terhadap informasi perlu kejernihan dalam berfikir. Karena itu adalah senjata yang tepat untuk kondisi di era saat ini.  

Di sisi lain, sosial media juga dirancang penuh agar manusia menghabiskan  waktunya untuk melihat konten apapun bentuknya. 

Dengan begitu manusia terkuras habis waktunya hanya untuk sosial media yang belum tentu berguna bagi kehidupan. 

Digital minimalism menjawab semuanya. Sebuah konsep hidup yang meminimalisir penggunaan gadget berlebihan tanpa tujuan yang jelas. 

Lantas apa itu Digital Minimalism? Dan bagaimana cara  menerapkan dalam kehidupan nyata? Ini dia detailnya : 

Definisi Digital Minimalism

Digital minimalism adalah sebuah konsep atau gaya hidup yang menerapkan penggunaan teknologi dengan  mengurangi waktu daring terutama untuk aktivitas yang tidak begitu penting.

Contoh kegiatan daring yang tidak penting adalah scroll sosial media tanpa tau tujuan, batasan, dan mafaat. 

Standar rata-rata penggunaan sosial media yang normal adalah  2 jam. Tapi banyak diantara kita menggunakannya lebih dari 2 jam dan ada juga yang menyentuh lebih dari 10 jam. 

Bagaimana menerapkan Digital Minimalism

Kebiasaan membuang waktu pada aktivitas daring seperti scroll TikTok berjam-jam, nonton Youtube tanpa tujuan bisa berdampak pada kesehatan mental dan fisik.

Untuk dampak kesehatan fisik tentu saja selain mengancam kesehatan mata, tulang karena posisi duduk, atau jari tangan yang cepat kebas.

Dampak kesehatan mental yang dirasa bisa cepat  cemas, lapar mata, dan bisa-bisa menjadi konsumtif karena tuntutan mengikuti sebuah trend. 

Untuk mengatasinya berikut ini adalah cara menerapkan digital minimalism : 

1. Gunakan aplikasi seperlunya 

Aplikasi yang diinstal pastikan memiliki manfaat. Jangan terlalu serakah hanya karena ingin mencoba sebuah fitur atau mengikuti sebuah trend. 

Pastikan aplikasi dipilah setiap waktunya. Uninstall aplikasi yang tidak digunakan dan  kelola beberapa aplikasi yang dianggap penting serta menunjang semua yang dibutuhkan..

2. Terapkan sosial media detox

Social media detox atau puasa media sosial  merupakan salah satu langkah menerapkan digital minimalism. Memang sosial media memiliki manfaat seperti sarana hiburan atau mencari review suatu produk. 

Tapi kalau hasilnya malah jadi scroll hal yang tidak produktif, bagaimana jadinya. Batasi penggunaan sosial media, contohnya satu hari hanya 1.5 jam saja. 

3. Follow atau Subs yang penting saja

Konsumsi konten ada baiknya untuk diatur. Dengan mengaturnya, setidaknya tau apa yang ditonton dan apa manfaatnya. 

Kalau tidak diatur dalam konsumsi konten apa dampaknya? Dampaknya tentu saja bisa membuat kita lupa waktu. 

Jadi putuskan follow akun-akun yang berkualitas di sosial media entah itu TikTok atau Instagram. Begitu juga Youtube, subs akun yang sesuai dengan kebutuhan.

4. Fokus pada aktivitas offline

Aktivitas dunia maya entah itu sosial media atau berselancar di internet kerap kali membuat kita lupa pada kehidupan dunia nyata.

Untuk mengubah kebiasaan menyia-nyiakan waktu di dunia maya, cara yang paling tepat lainnya adalah dengan aktif pada aktivitas offline. 

Misalkan dengan menulis buku, fotografi, berolahraga, nongkrong bareng temen satu komunitas, dan aktivitas offline lainnya.

Itu dia mengenai digital minimalisme. Sebuah konsep gaya hidup yang cocok untuk era saat ini. Dimana era informasi begitu maju dan manusia belum tentu memiliki kemampuan penuh untuk menghadapinya