Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Project S TikTok, Senjata Maut dari Tiongkok

Project S TikTok, Senjata Maut dari Tiongkok

Penamorf -  TikTok adalah sosial media dengan unduhan paling banyak dalam 5 tahun terakhir di App Store dan Playstore. 

Sosial media yang berasal dari daratan Tiongkok  ini berhasil mengalahkan Instagram, Facebook, dan sosial media lain yang berasal dari barat. 

TikTok memanfaatkan momen dengan menambahkan fitur live, tiktok shop, dan juga program afiliasi. Fitur-fitur tersebut membuat banyak orang menjadi kreator TikTok.

Dalam beberapa waktu terakhir, TikTok membuat gempar dengan karena kabarnya akan menerapkan project S  di beberapa negara termasuk Indonesia.

Kebijakan tersebut kabarnya membawa dampak buruk bagi UMKM Indonesia. Lantas apa itu project S, bagaimana kerjanya? dan apa dampaknya? Berikut adalah penjelasannya : 

Pengertian Project S TikTok :

Project S TikTok  merupakan proyek yang diadakan TikTok dengan menggabungkan kombinasi sosial media dan marketplace dan memasarkan produknya sendiri. Untuk menggaet konsumen yang lebih besar jumlahnya, Project S  dijalankan dengan mengambil kesimpulan dari kumpulan data pengguna TikTok. 

Bagaimana cara Project S TikTok bekerja :

TikTok menjadi sosial media populer menggeser Facebook, dan Instagram. Dan project s  TikTok  sebenarnya sudah pernah berjalan di Inggris dengan nama Trendy Beat

Data pengguna TikTok diambil sedemikian rupa. Ditarik kesimpulan-kesimpulan yang mendukung pembuatan produk.  Misal warga Inggris disimpulkan menyukai parfume dengan wangi pohon gaharu, harga sebesar X, dan desain yang seperti XYZ. 

Lalu pihak TikTok akan memformulasikan dari produk sampai packaging. Yang nanti dikerjakan oleh perusahaan yang ditunjuk. 

Pembuatan produk dibuat di China lalu ditargetkan kepada pasar negara yang sudah ditargetkan. 

Kerugian bagi UMKM Indonesia apabila Project S TikTok dijalankan : 

Project S  tentu membuat UMKM Indonesia ketar-ketir. Kenapa karena seolah TikTok yang menentukan keberlangsungan mereka. 

1. TikTok dengan algoritma yang "berat sebelah" 

 Algoritma Tiktok di Indonesia memang berbeda dengan algoritma TikTok di daratan Tiongkok. Di Indonesia sendiri lebih banyak konten hiburan dibanding dengan konten edukasi. 

Untuk fitur promosi sendiri, usut punya usut yang merajai penjualan Skincare di TikTok Indonesia bukan lagi brand-brand asal Indonesia. 

Melainkan brand Originote dan Skintific yang berasal dari daratan Tiongkok. Algoritma TikTok Indonesia beberapa waktu terakhir mengepush kedua brand diatas. 

2. Data pengguna TikTok Indonesia bisa diolah oleh TikTok 

Market pengguna TikTok Indonesia sangatlah besar. Tentu TikTok memiliki banyak data strategis mengenai inaight pengguna TikTok Indonesia.

Jadi TikTok tahu data data  stratefgis yang belum tentu publik tahu. TikTok bisa tahu  sepatu seperti apa yang banyak dicari oleh remaja Indonesia, camilan cokelat yang banyak dicari di TikTok, atau data  strategis lainnya. 

3.  TikTok siap mengkapitalisasi banyak produk

Kabarnya ketika project S di Inggris berjalan (Trendy Beat). Banyak akun TikTok yang menayangkan pernak pernik hiasan hingga pembersih telinga. 

Setelah ditelusuri, ternyata yang memproduksi adalah perusahaan di Singapura yang tergabung dalam perusahaan dibawah naungan ByteDance. 

Dan bila project s ini resmi berjalan di Indonesia. TikTok akan membanjiri produk produk buatan Tiongkok ke Indonesia. 

4. UMKM Indonesia banyak yang berguguran 

Alasan yang membuat UMKM Indonesia banyak yang berguguran adalah barang-barang dari Tiongkok relatif murah dan memiliki kualitas yang bagus. 

Belum lagi pemasaran mereka bisa dibantu langsung oleh platform TikTok dengan memainkan algoritma video yang bisa mereka atur. 

Yap itu dia penjelasan mengenai project S TikTok yang membuat netizen Indonesia gempar. Bagaimana? TikTok sepertinya sudah paham bagaimana memanfaatkan platformnya sebagai marketplace.