Penamorf - Hustle Culture . Dua kata yang sampai saat ini seliweran di beberapa media. Biasanya sobat menemukan istilah hustle culture di sosial media Twitter.
Mulai dari thread tentang perjuangan, thread tentang magang di beberapa tempat sekaligus, thread pamer pekerjaan dan lain sebagainya
Hustle Culture mulai terbentuk semenjak adanya kemajuan teknologi dan industri. Banyak yang mengglorifikasi bahwa hidup di era sekarang wajib hukumnya untuk melakukan hustle culture.
Apa itu hustle culture?
Pengertian Hustle Culture
Dilansir dari Goodhousekeeping.com, hustle culture merupakan sebuah budaya kerja dimana waktu untuk pekerjaan mendominasi kehidupan seseorang, sehingga aspek kehidupan lain seolah tidak memiliki waktu.
Hustle culture memiliki ciri yang khas yaitu kesibukan bekerja yang tidak berhenti. Bekerja, bekerja, dan bekerja.
Ujung dari hustle culture bukan berarti tambah sukses. Malah bisa jadi kesehatan mental dan kesehatan fisik terbabat habis.
Dampak dari Hustle Culture
Hustle culture memberikan efek yang tidak bagus bagi kehidupan seseorang. Hal ini dikarenakan tenaga dan pikiran diperas habis untuk bekerja dan bekerja. Berikut adalah dampak dari hustle culture :
1. Gangguan kesehatan mental
Hustle Culture membuat seseorang menghabiskan waktunya dengan bekerja tiada henti. Hasilnya sudah pasti otak akan capek karena bekerja terus-terusan.
Outputnya bisa membuat seseorang menjadi emosional, stress, dan tidak memiliki minat lagi pada hobinya yang terdahulu (burnout)
2. Tidak ada Work Life Ballance
Hidup ini pada dasarnya harus seimbang. Antara pekerjaan dan kehidupan pekerjaan setidaknya tidak berat sebelah.
Diluar pekerjaan ada banyak hal yang bisa dilakukan dan dijalani. Mulai dari pertemanan, membangun bisnis, memelihara binatang, atau menjalani hobi.
Dengan keseimbangan dalam hidup, kreativitas dan juga energi positif bisa didapat untuk membuat hidup semakin bergairah.
3. Produktifitas menurun
Dengan hustle culture dimana sobat akan merasa sibuk dan juga produktif karena bekerja terus-terusan. Ternyata itu hanya ilusi semata.
Ketika pikiran dan emosi ditekan untuk bekerja terus-menerus. Secara tidak sadar akan ada perlambatan kinerja. Hasilnya sudah jelas pekerjaan tidak maksimal karena stress berlebihan.
4. Pekerjaan bisa jadi hanya asal selesai
Biasanya yang namanya pekerjaan ada yang namanya target dan deadline. Dampak dari hustle culture juga berimbas pada pekerjaan.
Pekerjaan diselesaikan dengan asal. Yang penting selesai, dari pada tidak sama sekali. Padahal kualitas pekerjaan harus diperhatikan loh!
Cara menanggulangi dampak hustle culture
Layaknya lingkaran setan, hustle culture akan tetap berputar-putar pada pekerjaan yang tidak ada hentinya.
Dengan dampak yang cukup berbahaya diatas, maka bila sobat terjebak hustle culture ada baiknya segera menanggulangi dan juga memutus lingkaran hustle culture. Bagaiaman si cara menanggulangi dampak hustle culture ?
Ini detailnya :
1. Sadari kemampuan diri
Manusia tetap ada batasnya. Bukan robot yang bisa bekerja setiap hari, bahkan robot juga perlu berhenti bila ada maintanance seperti pengecekan atau perbaikan.
Begitu juga dengan manusia. Sadar dengan diri sendiri bahwa manusia tidak bisa terus-terusan bekerja . Ada aspek kehidupan lain yang juga harus ditangani.
Menyadari kemampuan diri bisa tahu kapan harus memulai dan kapan harus berhenti.
2. Gunakan konsep slow living
Jalani konsep slow living. Tapi tolong jangan salah artikan sebagai konsep hidup yang serba lambat dan malas-malasan .
Slow living artinya tidak lambat dan tidak buru-buru dalam mengerjakan sesuatu. Jalani dan nikmati semua yang ada didalam hidup.
3. Jangan bandingkan diri dengan yang lain
Membandingkan diri sendiri dengan orang lain merupakan senjata ampuh untuk menghancurkan diri sendiri.
Membandingkan diri juga menjadi pemicu kenapa seseorang mengalami hustle culture. Kurang-kurangilah membandingkan pencapaian dengan orang lain .
Itu dia pembahasan tentang hustle culture. Bekerjalah sewajarnya, karena hidup satu kali. Semoga hidupmu berbahagia :)